Belajar dari Pemilu Presiden Timor Leste

Belajar dari Pemilu Presiden Timor Leste
Image credit: rumahpemilu.org

Timor Leste yang pada 19 Maret 2022 menyelenggarakan pemungutan suara pemilu presiden merupakan negara dengan nilai indeks demokrasi terbaik di Asia Tenggara pada satu dekade terakhir. Dari penilaian The Economist Intelligence Unit (2011-2021), Timor Leste yang baru merdeka pada Mei 2002 banyak mencapai aspek politik secara positif dan akseleratif. Sejumlah hal dari Pemilu Presiden Timor Leste 2022 menggambarkan kesesuaian indeks dan penting jadi pembelajaran negara lain.

“Jurnalis bebas mengakses informasi dan memberitakan. Sampai sekarang tidak ada intimidasi, teror, dan kekerasan yang dialami jurnalis dalam meliput pemilu,” kata President of Timor-Leste Journalist's Association (AJTL), Zevonia Vieira kepada Electionhouse.org (22/3).

Jaminan kebebasan pers

Zevonia berpendapat, kebebasan pers yang dijamin saat ada atau tidak ada pemilu jadi bagian yang penting dalam capaian indeks demokrasi Timor Leste. Menurutnya, pemerintahan hasil pemilu memang menjamin kebebasan pers sesuai dengan konstitusi yang ada.

Democracy Index of Each Country in Southeast Asia (2011-2021)
Country in Sout East Asia Democracy Index
Timor Leste 7.9
Malaysia 7.4
Indonesia 7.3
Philippines 7.3
Singapore 6.7
Thailand 6.2
Cambodia 4.5
Vietnam 3.5
Myanmar 3.4
Laos 2.4
Average 5.7

“Beberapa tahun belakangan, ada keinginan pemerintah untuk mengkriminalisasi disinformasi pemberitaan melalui rancangan undang-undang disinformasi. Semua pihak menolak. Rancangan undang-undang ini pending sampai sekarang,” ujar perempuan yang biasa menulis isu HAM dan gender ini.

Tidak sahnya undang-undang disinformasi yang bisa mengkriminalisasi jurnalis jadi salah satu sebab Timor Leste lebih baik berdemokrasi dibanding negara tetangganya. Indonesia dan Phillipines yang biasa jadi juara demokrasi Asia Tenggara mengalami penurunan nilai karena punya undang-undang tentang informasi yang punya banyak ketentuan pidana. Kebebasan pers dan ekspresi warga menjadi rusak karena mengancam bahkan membuat warga negara dipenjara.

Punya banyak calon presiden

Jaminan kebebasan hak politik dalam mencalonkan sebagai presiden juga penting jadi pembelajaran. Pasal 75 Konstitusi Timor Leste 2002 menjamin semua warga negaranya yang berusia 35 tahun dan diusulkan oleh minimal lima ribu warga berhak pilih, bisa mencalonkan sebagai presiden.

Sejak 2002 hingga 2022, sudah lima kali Timor Leste menyelenggarakan pemilu presiden. Pada pemilu teraktual, justru calon presiden semakin banyak. Pesta Demokrasi 2022, merupakan pemilu presiden Timor Leste dengan jumlah calon terbanyak, dengan 16 calon. 10 di antaranya merupakan calon melalui jalur independen (nonpartai politik).

Calon nomor urut 14, Jose Ramos Horta yang diusung Partai National Congress for Timorese Reconstruction (NCTR) memperoleh suara terbanyak pertama. Sedangkan yang mendapat suara terbanyak kedua adalah calon nomor urut 6, Francisco Guterres Lu-Olo yang diusung Partai Fretilin (Frente Revolucionaria de Timor-Leste Independente). Keduanya lanjut berkompetisi pada putaran kedua Pemilu Presiden Timor Leste 2022 yang pemungutan suaranya akan berlangsung pada 19 April.

Number of Presidential Candidates in Timor Leste Election
Election Year Number of Candidates
2002 2
2007 8
2012 11
2017 8
2022 16

Pada pemilu presiden sebelumnya, calon presiden jauh lebih sedikit. Pada 2017, Francisco Guterres Lu-Olo (Partai Fretilin) langsung memenangkan pemilu presiden dengan 57.08% suara mengalahkan empat calon jalur partai dan tiga calon jalur independen. Pada 2012, Taur Matan Ruak dari jalur independen malah bisa memenangkan pemilu presiden dengan mengalahkan 11 calon, termasuk Francisco Guterres (Partai Fretilin) di putaran kedua. Pun begitu pada 2007, saat Jose Ramos Horta dari jalur independen yang mengalahkan tujuh calon lainnya, termasuk Francisco Guterres (Partai Fretilin).

Berbeda halnya dengan pemilu presiden pertama Timor Leste pada 2002 yang difasilitasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Xanana Gusmao dari jalur independen langsung mengalahkan satu calon lainnya, Francisco Xavier do Amaral dari Partai ASDT (Associação Social-Democrata Timorense).

Tampak dari capaian pemilu presiden tersebut, Timor Leste begitu luas memberikan ruang bagi warganya dalam mencalonkan diri melalui jalur independen. Pencalonan dan keterpilihan presiden Timor Leste tidak mengalami intervensi pembatasan hak dari partai politik parlemen. Calon independen bukan hanya mungkin dalam pencalonan tapi juga bisa menang beberapa kali.

Politik perempuan

Dari 16 calon dalam Pemilu Presiden Timor Leste 2022, empat di antaranya merupakan perempuan. Ada Isabel da Costa Ferreira (Nomor urut 1), Ángela Freitas (3), dan Milena Pires (7) dari jalur independen. Lalu ada Armanda Berta dos Santos (9) yang diusung Partai KHUNTO (Kmanek Haburas Unidade Nasional Timor Oan).

Armanda Berta hampir lanjut ke putaran kedua. Satu-satunya perempuan calon dari jalur partai ini ada di tempat ketiga dalam perolehan suara terbanyak.

Berdasar angka partisipasi politik, politisi perempuan Timor Leste relatif lebih berdaya dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Mulai dari Pemilu Presiden 2007 hingga 2022, selalu ada perempuan sebagai calon presiden, bahkan pernah ada yang jadi peringkat tiga besar sebagai calon yang paling banyak dipilih konstituen.

Percentage of Women in Timor Leste Parliament (Parlamento.tl)
Election Year Percentage of Women in Parliament
2007 29.2
2012 38.5
2018 38.5

Keberdayaan perempuan tersebut berkaitan dengan pengorganisasian partai politik dan parlemen. Sejak pemilu parlemen diselenggarakan pada 2007, keterwakilan perempuan di parlemen Timor Leste selalu meningkat bahkan sudah melampaui angka keterwakilan minimal 30%. Rinciannya, hasil Pemilu 2007 ada 19 perempuan (29,2%), hasil Pemilu 2012 ada 25 perempuan (38,5%), dan hasil Pemilu 2017 ada 25 perempuan (38.5%).

Anak muda jadi petugas TPS

Aspek lain dari Pemilu Presiden Timor Leste 2022 yang penting dipelajari adalah upaya Komisi Pemilihan Umum yang terus memperbaiki layanan hak memilih. Di antaranya melalui pelibatan anak muda sebagai petugas TPS.

“Yang terlihat jelas adalah bagaimana penyelenggara pemilu merekrut petugas TPS dari kalangan anak muda,” kata wakil Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Maharddhika sebagai anggota The Asian Network for Free Elections (ANFREL) dalam misi pemantauan pemilu di Timor Leste (21/3).

Dhika menjelaskan, anak muda penting dilibatkan sebagai petugas TPS karena punya daya tahan kerja yang tinggi, teliti, bersemangat, dan idealis. Keadaan Timor Leste ini mengingatkan ratusan korban jiwa petugas TPS di Pemilu 2019 Indonesia.

Menurut rilis pers ANFREL pada 21 Maret 2022, Pemilu Presiden Timor Leste 2022 berlangsung damai dan transparan. Antusime pesta demokrasi tampak nyata di setiap TPS karena banyak pemilih yang rela jadi bagian antrean panjang untuk memilih. Lebih dari 70 persen warga menggunakan hak pilihnya dari total 859.613 nama di daftar pemilih. []

USEP HASAN SADIKIN