Masyarakat Adat Oyango Hadapi Tantangan Memilih di Pemilu Filipina 2022

Masyarakat Adat Oyango Hadapi Tantangan Memilih di Pemilu Filipina 2022
Image credit: rumahpemilu.org

Pemilu 2022 merupakan pemilu pertama bagi masyarakat adat di komunitas suku Oyango, Iriga, Camarines Sur, untuk dapat memilih. Sebelumnya, mayoritas masyarakat adat suku Oyango tak dapat memilih karena terkendala administrasi. 

“Banyak masyarakat di sini yang tidak bisa mengisi formulir pendaftaran sebagai pemilih karena mereka tidak bisa baca tulis. Mereka juga banyak yang tidak memiliki sertifikat kelahiran atau dokumen kependudukan apa pun sehingga tidak bisa mengisi formulir pendaftaran,” kata Jo, salah satu anggota komunitas suku Oyango yang mewakili masyarakat adat di Barangay Santa Teresita (28/4).

Jo kemudian menceritakan bahwa hak pilih masyarakat adat di seluruh Filipina diperjuangkan oleh National Commission on Indigenous Peoples (NCIP). NCIP telah membantu agar anak-anak di komunitas adat mendapatkan sertifikat kelahiran sehingga keberadaan mereka diakui oleh negara. NCIP juga memberikan pendidikan baca-tulis kepada masyarakat adat. 

Namun demikian, tantangan untuk berpartisipasi di Pemilu 2022 masih dialami oleh beberapa masyarakat adat. Masih adanya masyarakat adat yang tak bisa baca tulis dan tak memiliki dokumen kependudukan apapun membuat mereka tak dapat mendaftar sebagai pemilih. 

“234 warga di komunitas adat Oyango belum terdaftar sebagai pemilih. Sementara, 131 lainnya telah teregistrasi sebagai pemilih,” jelas Jo.

Mantan kepala suku Oyango, Pedro Sintilias mengatakan bahwa Komisi Pemilu Filipina tak pernah mendatangai komunitas adat Oyango untuk memberikan sosialisasi dan edukasi pemilu. Hanya kandidat di pemilu lokal yang mendatangi mereka secara personal untuk berkampanye. Kebanyakan informasi pemilu didapatkan dari radio. Sedikit dari masyarakat suku Oyango yang memiliki televisi. 

“Tidak pernah ada orang Comelec yang datang ke sini. Kami mendapatkan berita mengenai pemilu dari radio. Pernah ada kandidat gubernur, walikota, dan dewan kota yang datang memperkenalkan diri ke sini, tapi tidak bertanya juga apa yang kami butuhkan,” cerita Pedro.

Untuk berpartisipasi dalam politik, masyarakat adat suku Oyango menggunakan perantara sebagai penghubung pihak luar dengan anggota suku. Keberadaan Jo sebagai anggota Barangay penting untuk mengadvokasi hak-hak anggota komunitas.

 
Avatar Author

Tentang Penulis
Amalia Salabi is a researcher at Perludem and electionhouse.org organizer. Amalia has an interest in women's issues, alternative politics, Islamic politics, election technology, and digital campaigns. Amalia's work can be read at Perludem.org. She loves read and watching movies.
Lihat Semua Post